Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, dewan komisaris
independen, dan audit delay terhadap opini going concern. Perusahaan yang akan diteliti
merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2018-2022.
Sampel yang diambil adalah perusahaan dari sektor infrastruktur, transportasi, dan logistik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan dapat berisi likuiditas dan audit delay atau
tidaknya dianggap sebagai sinyal yang diberikan berusahaan kepada auditor mengenai kondisi
perusahaannya, teori ini dikenal dengan teori sinyal. Sedangkan keterlibatan dewan komisaris
independen untuk meningkatkan kredibilitas dan ketidakberpihakan perusahaan dalam
pengambilan keputusan secara tepat dianggap dapat meningkatkan legitimasi perusahaan, teori
yang membahas mengenai legitimasi dari perusahaan disebut legitimasi teori. Data yang
digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan yang telah diaudit dan perusahaan yang
5 tahun berturut-turut periode 2018-2022 yang diperoleh dengan mengakses situs resmi dari
Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian adalah
purposive sampling dengan beberapa kriteria dan pertimbangan tertentu. Serta analisis data
yang digunakan adalah uji analisis regresi logistik berganda. Hasil dari penelitian ini
membuktikan bahwa likuiditas dan audit delay secara parsial memiliki pengaruh terhadap opini
going concern. Tetapi untuk komisaris independent tidak berpengaruh secara parsial.
Sedangkan berdasarkan hasil simultan membuktikan bahwa likuiditas, dewan komisaris
independen, dan audit delay berpengaruh terhadap opini going concern.