Arsitektur microservices adalah membagi aplikasi menjadi layanan kecil dan
saling berkaitan. Dengan arsitektur microservices setiap layanan pada aplikasi
dapat diperbaharui berkala secara independen. Sehingga meminimalisir seluruh
layanan mengalami kegagalan ketika salah satu layanan terjadi kegagalan. Dalam
sebuah aplikasi setiap layanan umumnya berkomunikasi menggunakan metode
Representational State Transfer Application (REST) Application Programming
Interface (API). Namun, kekurangan pada metode REST API adalah keterbatasan
fleksibilitas untuk mengikuti perubahan kebutuhan client yang berbeda. Salah
satunya adalah masalah under-fetcing, yaitu masalah dimana bagian front-end
harus melakukan lebih dari satu kali request ke back-end untuk memenuhi
kebutuhan data yang diperlukan oleh front-end. Pada penelitian ini membahas
mengenai penerapan GraphQL dalam menyelesaikan masalah under-fetching.
Hasil dari penelitian ini proses pemuatan halaman dengan data yang besar dan
beragam GraphQL dapat memberikan dampak performa pada response API
menjadi lebih cepat. Pada pegengujian dengan indikator endpoint number, row
size, dan number of table execution time dan response time GraphQL lebih unggul
dibandingkan REST API. Pada indikator number of table menunjukan perbedaan
yang signifikan dengan selisih execution time adalah 689.5 ms dan selisih response
time adalah 3.91 detik.