Manusia diciptakan Tuhan sebagai mahluk sosial dimana mereka tidak dapat hidup
sendirian. Pada hakikatnya manusia akan saling tolong-menolong kepada sesama. Namun di
sisi lain, hal tersebut sering kali disalah pahami oleh sebagian orang. Ada orang yang lebih
memilih untuk memprioritaskan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingan
mereka sendiri. Mungkin hal tersebut bisa memiliki sisi positif dikarenakan kita dapat saling
tolong - menolong kepada sesama, namun jika disalahartikan maka hal tersebut dapat
berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Kasus seperti ini disebut sebagai people
pleaser. People pleaser adalah sebutan bagi orang-orang yang mengutamakan kepentingan atau
kesenangan orang lain dibandingkan diri sendiri. People pleaser ini umumnya dapat terjadi di
semua kalangan usia, namun usia remaja merupakan salah satu fase paling krisis dalam hidup
dikarenakan mereka masih mencari jati diri hingga pengakuan dari orang sekitar, maka dari itu
banyak remaja yang menjadi people pleaser dalam lingkup sosialnya.
Pada penelitian ini, peneliti melihat bahwa banyak sekali remaja yang mengalami
people pleaser di mana mereka sulit berkata tidak serta tidak punya batasan pada keinginan
orang lain demi mendapatkan pengakuan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk membuat media
panduan berupa buku aktivitas dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui
kuisioner serta penelitian melalui artikel, internet dan jurnal. Buku aktivitas dirancang guna
membantu atau memberi pemahaman mengenai pentingnya memiliki batasan pada sesuatu
yang bukan keinginannya.