Setiap individu memiliki metode tersendiri dalam menghadapi masalah (strategi
koping). Berdasarkan dampaknya, mekanisme koping dibedakan menjadi adaptif dan
maladaptif. Mekanisme koping adaptif mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan belajar dan
mencapai tujuan, sedangkan mekanisme koping maladaptif menghambat fungsi integrasi,
menurunkan otonomi dan kecenderungan dalam mengendalikan lingkungan. Gen Z lebih
rentan mengalami masalah mental dibandingkan generasi lainnya. Angka masalah mental
pada Gen Z ini dapat terus meningkat jika Gen Z tidak memperbaiki cara mereka dalam
menghadapi stres. Ketika dihadapkan dengan masalah, Gen Z lebih mementingkan emosi
mereka dengan menerapkan strategi koping emotion-focused. Setelah ditelaah lebih lanjut,
selain berfokus pada pendekatan emosi, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan juga
termasuk dalam kategori strategi koping avoidance dengan menghindari penyebab stres. Gen
Z memiliki kesulitan dalam mengelola stres secara efektif, sehingga berakibat pada kurangnya
kemampuan adaptasi dalam menghadapi masalah. Keadaan stres yang berkepanjangan akibat
stresor yang tidak secara tuntas diselesaikan dapat menyebabkan burnout (kelelahan secara
emosional). Dampak buruk inilah yang membuat strategi koping yang mereka terapkan
termasuk dalam mekanisme koping maladaptif. Oleh karena itu, dilakukan perancangan
sebuah media pembelajaran, terutama bagi Gen Z, yang melatih kemampuan problem-solving
dan memberikan pemahaman akan pengelolaan stres melalui penerapan mekanisme koping
adaptif yang menyelesaikan masalah secara permanen. Hasil perancangan berupa media
dalam bentuk Tabletop RPG (TTRPG) yang kemudian dilaksanakan uji coba pada beberapa
target audiens berupa Gen Z di Kota Bandung. Hasil umpan balik yang didapatkan
menyatakan bahwa permainan ini dapat memberikan pemahaman mengenai cara pengelolaan
stres yang efektif agar tidak menimbulkan masalah baru dan melatih problem-solving dalam
mencari alternatif solusi masalah.