Pengendalian persediaan merupakan salah satu hal yang penting dalam operasional
suatu perusahaan. PT. XYZ memiliki permasalahan pada sektor persediaan yakni terjadinya
kelebihan persediaan pada bahan baku kimia dimana akan dikategorikan sebagai stock aging
jika mengendap lebih dari 4 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebijakan
persediaan yang dapat meminimasi biaya persediaan dan kejadian kelebihan persediaan tanpa
ada kejadian kekurangan persediaan. Analisa SWOT-AHP dilakukan untuk mengevaluasi
seberapa penting kebijakan pengendalian persediaan bagi PT XYZ, khususnya stock aging.
Penentuan kebijakan persediaan didasari oleh estimasi kebutuhan untuk periode selanjutnya.
Estimasi kebutuhan dilakukan menggunaka metode forecasting time series (moving average,
weighted moving average dan exponential smoothing) dengan mempertimbangkan nilai eror
estimate (mean absolute error, mean square eror, dan mean absolute percentage error).
Penentuan ukuran pemesanan dan reorder poin menggunakan model EOQ (economic order
quantity), periodic review system dan min-max. Model rancangan terpilih merupakan model
Min-Max. Model ini dapat menghemat biaya yang dibutuhkan untuk persediaan Styron 438
senilai 0.29% dan persediaan CE 1788 POE senilai 4.55% tanpa ada kejadian kekurangan
persediaan. Sedangkan persediaan Elastoflex PW5553/3 C-A tidak mengalami penghematan
biaya walaupun tidak ada kejadian kekurangan persediaan. Penelitian berikutnya lebih baik
mendesain Decision Support System atau DSS untuk menentukan ukuran pemesanan produk
Styron 438. Selain itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya didasari oleh aspek yang tidak
dapat diselesaikan di penelitian ini karena scope yang terlalu besar ataupun ada masalah lain
yang menjadi asumsi.