Tingginya tingkat populasi penduduk mendorong tingginya kebutuhan produk pangan
seperti daging sapi. Produk pangan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia harus
memperhatikan standar jaminan kehalalannya. Gap yang terjadi antara permintaan dan
produksi sangat berpengaruh terhadap peran industri daging sapi salah satunya adalah rumah
potong hewan (RPH). Tingginya tingkat persaingan merupakan sebuah tantangan untuk
menerapkan manajemen strategi untuk meningkatkan daya saing RPH X. Penetapan model
pemecahan masalah didasari dengan model yang telah dikaji oleh World Bank Group
berdasarkan model The Foreign Investment Advisory Service (FIAS) menggunakan metode
analisis semi-structured interview. Penerapan konsep halal supply chain dilakukan dengan
pembentukan diagram critical control point (CCP) sesuai dengan standar jaminan halal MUI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RPH X telah terbukti memperhatikan control point
mulai dari calon ternak potong, proses pemotongan sampai pendistribusiannya. Pemetaan
value added terbesar terjadi di level jagal (RPH) dengan rasio 48.28% sedangkan keuntungan
terbesar diperoleh level jongko. Penerapan strategi pengembangan didasari dari product
output yang disertai pemanfaatan standar jaminan halal untuk mendorong keterbukaan
jaringan distribusi.