Baik konsumen maupun produsen memahami bahwa kualitas merupakan aspek
penting yang menjadi faktor pembentuk keputusan dalam membeli suatu produk. Konsumen
akan berlomba-lomba mencari produk dengan kualitas dan nilai yang dapat memenuhi harapan
serta kebutuhan mereka. Para pelaku bisnis yang menyadari hal ini, berusaha melakukan
perbaikan dan peningkatan kualitas untuk memberikan produk yang bebas dari cacat kepada
pelanggannya. Perusahaan X yang merupakan produsen produk plastik menggunakan teknik
injeksi, mengalami penurunan kualitas terhadap produk sendok plastik yang dihasilkan dalam
dua bulan terakhir. Peningkatan jumlah cacat sebesar 7% dari bulan Februari 2024 ke bulan
Maret 2024 memberikan kerugian bagi perusahaan sebesar Rp 2.342.510,32. Dalam penelitian
ini, digunakan pendekatan six sigma menggunakan kerangka kerja define, measure, analyze,
improve, dan control, serta teknik failure mode effect analysis untuk meningkatkan kualitas
produk sendok plastik dengan mengidentifikasi kesalahan serta penyebab terjadinya cacat
bolong selama proses produksi. Metode tersebut dinilai cocok untuk menyelesaikan
permasalahan ini karena dapat secara langsung menurunkan jumlah cacat terhadap proses yang
sudah ada. Penelitian yang dilakukan berhasil menunjukkan penurunan jumlah cacat dalam satu
juta kesempatan sebesar 2,1% dan peningkatan nilai sigma sebesar 8,67%. Jenis cacat bolong
yang terjadi disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor mesin dan manusia. Maka,
diusulkan dua solusi perbaikan yang menjadi prioritas dalam mengurangi jumlah cacat sendok
plastik, yaitu melalui penerapan standar prosedur pengolahan limbah plastik dan tidak
mengubah setelan mesin yang ditetapkan pada hasil uji coba.