Pemilihan pola komunikasi merupakan hal yang penting dalam membangun aplikasi berbasis microservice. Dalam konteks arsitektur microservice, pemilihan metode komunikasi yang efisien dan efektif sangat penting untuk memastikan kinerja dan skalabilitas sistem. REST merupakan pendekatan yang paling umum digunakan karena kesederhanaannya dan dukungannya yang luas. GraphQL menawarkan fleksibilitas lebih dalam permintaan data, memungkinkan client untuk mendapatkan response berisi data yang dibutuhkan. Sementara itu, gRPC menyediakan komunikasi yang cepat dan efisien dengan dukungan untuk berbagai bahasa pemrograman melalui protocol buffer. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan tiga varian aplikasi manajemen toko online yang menggunakan masing-masing metode komunikasi tersebut. Setiap varian diuji berdasarkan beberapa parameter kinerja utama, seperti waktu response time, throughput, ketahanan dalam menangani banyak request, penggunaan sumber daya, dan kemudahan dalam pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang khas. REST sebagai pola komunikasi paling umum dan mudah diimplementasikan, cenderung memiliki response time yang cukup baik, serta lebih mudah dikembangkan dibandingkan GraphQL dan gRPC. GraphQL menunjukkan performa yang lebih baik dalam hal penggunaan sumber daya. gRPC menawarkan performa terbaik dalam hal response time dan throughput, hal ini karena HTTP/2 mendukung multiplexing yang memungkinkan beberapa panggilan RPC untuk berbagi satu koneksi TCP. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembang dan arsitek sistem dalam memilih metode komunikasi yang paling sesuai untuk aplikasi manajemen toko online berbasis microservice, berdasarkan kebutuhan spesifik dan karakteristik sistem yang diinginkan.