Cryptocurrency adalah jenis aset baru yang muncul sebagai hasil kemajuan teknologi keuangan dan telah menciptakan peluang besar bagi penelitian. Cryptocurrency yang paling awal diciptakan dan paling terkenal adalah Bitcoin. Perbedaan Bitcoin dari mata uang digital lainnya adalah kemampuannya untuk bertransaksi secara aman tanpa pihak ketiga. Seperti harga aset digital lainnya, harga dari Bitcoin juga dapat berubah setiap harinya. Memprediksi harga Bitcoin dapat menjadi sebuah keuntungan karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk melakukan transaksi finansial yang lebih menguntungkan. Penelitian ini membandingkan akurasi dari dua buah metode, yaitu Gated Recurrent Unit (GRU) dan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dalam memprediksi harga penutupan harian Bitcoin. Model dilatih dan diuji dengan dua dataset berbeda, yaitu dataset dengan periode lima dan delapan tahun. Untuk model GRU, nilai hyperparameter yang diuji adalah units, epochs, dan batch size. Model GRU terbaik mendapatkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) 0.1545%, yaitu model yang menggunakan dataset 8 tahun, nilai unit 100, nilai epoch 400, dan nilai batch size 16. Untuk model ARIMA, nilai parameter yang diuji adalah ordo p, d, dan q. Model ARIMA terbaik mendapatkan nilai MAPE 1.6147%, yaitu model yang menggunakan nilai ordo p 1, ordo d 1, dan ordo q 0.