Sub Menu

Saat ini, makanan seperti fashion yang memiliki trend dan masa kadaluwarsanya dimana pada akhirnya bisnis makanan termasuk kedalam salah satu bisnis yang berkembang pesat dan memiliki potensi yang cukup besar. Di Indonesia sendiri, merupakan salah satu dari beberapa negara yang paling banyak mengkonsumsi coklat. Pada zaman sekarang, media sosial sangat berpengaruh besar dari segi individu maupun bisnis. Menurut temanstartup.com (2021), otak manusia memproses foto atau gambar 60x lebih cepat daripada kata-kata. Data menunjukkan bahwa 72% masyarakat lebih menyukai video untuk mempelajari suatu layanan atau produk baru dan 85% orang juga lebih menikmati menonton video tanpa suara. Tidak sedikit pelaku bisnis di era digital ini mengenalkan merek mereka melalui sosial media berbasis konten video. Begitu pula dengan Cho Chewy merupakan UMKM yang bergerak di bidang industri makanan khususnya coklat batangan yang telah diolah kembali menjadi coklat chewy yang memiliki berbagai variasi rasa. Saat ini, Cho Chewy hanya berjualan di sosial media seperti Instagram, meskipun Cho Chewy sudah menggunakan sosial media dimana dapat menjangkau lebih luas, akan tetapi masyarakat masih belum banyak mengetahui Cho Chewy, maka dari itu Cho Chewy akan mengimplementasikan perancangan content marketing di sosial media Cho Chewy menggunakan sosial media, dapat menjangkau lebih luas audiens yang akan berinteraksi dengan konten yang ditampilkan. Pada penelitian ini, penyusunan data dilakukan dengan metode validated lean canvas, STP (Segmentation, Targeting, Positioning), SWOT analysis, Form ATB (Audience, Tema, Budget), LIFT analysis, Race Framework dan Porter Five Forces. Penelitian ini juga memberikan usulan strategi marketing yang layak untuk audiens. Dari strategi pemasaran yang telah dilakukan dari Maret – Mei 2024, Cho Chewy mengalami peningkatan engangement sebesar 1,578% jika dibandingkan dengan bulan Desember 2023 – Februari 2024, bertambah followers sebanyak 9.8% dan profile visits sebanyak 326%.