Sub Menu

Perusahaan X, sebuah UMKM manufaktur perlengkapan tidur, menggunakan Mekari Jurnal Plus untuk mendukung bisnisnya. Namun, aplikasi tersebut belum memenuhi kebutuhan manajemen produksi. Meskipun tersedia opsi upgrade atau add-on, perusahaan tidak mengambilnya karena tidak memenuhi kebijakan biaya. Selama aplikasi ini diterapkan, staf kesulitan mencatat stok dan menyesuaikan stok pada modul Produk, sehingga menggunakan Excel untuk mencatat stok dan buku untuk mencatat barang keluar ke produksi. Akibatnya, data stok tidak akurat dan berbeda dengan stok fisik. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan aplikasi yang sesuai kebutuhan, kebijakan biaya, dan mudah digunakan. Dari dua belas aplikasi serupa, dipilih tiga aplikasi alternatif berdasarkan kebutuhan dan biaya, yaitu Dolibarr, ERPNext, dan Odoo. Untuk memilih aplikasi yang mudah digunakan, diterapkan dua metode, yaitu evaluasi Usability (mencakup Keystroke Level Model, Number of Errors, Single Ease Question, dan System Usability Scale) dan model evaluasi sistem informasi (mencakup Technology Acceptance Model, End User Computing Satisfaction, dan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Evaluasi Usability dan model evaluasi sistem informasi terhadap tiga aplikasi alternatif menunjukkan bahwa Odoo cocok untuk diimplementasikan. Implementasi Odoo dilakukan untuk modul Sales, Dashboards, Invoicing, Purchase, Inventory, Manufacturing, dan Expenses, kemudian dibandingkan dengan Mekari Jurnal Plus menggunakan evaluasi Usability. Berdasarkan evaluasi KLM terhadap tujuh skenario utama, Odoo memiliki total waktu interaksi 141,4 detik, lebih cepat daripada Mekari Jurnal Plus yang membutuhkan 210,1 detik. Odoo memperoleh skor SUS sebesar 73,8 (grade B- dengan adjective “good”), sementara Mekari Jurnal Plus memperoleh nilai 56,9 (grade D dengan adjective “ok”). Evaluasi ini menunjukkan bahwa Odoo layak menggantikan Mekari Jurnal Plus.